Screenshot

                                        

IndustriALL-FES South East Asia Youth Activist-Leadership Academy 2024 dilaksanakan di Quezon City, Filipina pada tanggal 11-14 September 2024.
Kegiatan ini diselenggarakan serta didukung sepenuhnya oleh IndustriALL Global Union dan FES (Friedrich Ebert Stiftung) yayasan non profit Jerman yang juga memiliki kantor cabang di Filipina.
kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan pekerja muda laki-laki dan perempuan dibawah umur 35 tahun dari berbagai Federasi di negara Asia khususnya Asia Tenggara.
Seperti dari Jepang, Thailand, Kambodia, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Sementara untuk perwakilan dari negara Indonesia diwakili oleh federasi CEMWU, FSPMI, dan FSP KEP.
Dalam kegiatan itu, perwakilan pekerja mengadakan diskusi panel. Diskusi yang dilakukan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Kondisi pekerja muda yang berserikat dari setiap negara
2. ⁠Pekerja muda harus bergerak menghadapi perubahan dunia
3. ⁠Bagaimana menjadikan Serikat pekerja sebagai agen kekuatan kolektif
4. ⁠Kondisi keadilan sosial di kawasan Asia Tenggara
5. ⁠Perubahan iklim yang berakibat pada tenaga kerja dan pasangan pekerjaan
6. ⁠Kekerasan dan pelecehan seksual ditempat kerja
7. ⁠Pekerja informal yang tidak mendapatkan keadilan serta perlindungan yang layak                                               

Dalam sesi diskusi yang betema, “serikat pekerja sebagai agen kekuatan kolektif”. Mereka membahas isu dari salah satu peserta yang hadir. Yaitu perwakilan dari Thailand, yang bernama Anucha. Dia menceritakan pengalamannya yang pernah diPHK karena mendirikan serikat pekerja di perusahaannya bekerja.

Anucha juga menyampaikan bahwa IndustriALL sudah membantu perihal permasalahan itu, dan Anucha dapat bekerja lagi di perusahaannya tersebut.

Diskusi dilanjutkan dengan kekerasan dan pelecehan seksual ditempat kerja. Seperti mapping area tempat kerja yang rentan terjadi pelecehan, serta memberikan solusi terhadap kondisi tersebut.

Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah mendorong Federasi agar membuat kebijakan dalam kepesertaan pekerja muda dalam setiap pelatihan atau kegiatan minimal 30-40%.

Juga mendorong peran pekerja muda untuk terlibat lebih dalam perundingan PKB di setiap perusahaannya bekerja. Karena pekerja muda adalah sebagai regenerasi berkelanjutan, yang harus dipersiapkan mulai dari sekarang dalam menghadapi isu-isu ketenagakerjaan yang sampai sekarang masih terdapat permasalahan, mulai dari politik maupun sosial.

Sebelum para perwakilan pekerja muda itu kembali ke negaranya masing-masing. Mereka berkesempatan mengunjungi Bantayog’s Museum yang berada di Quezon City.

Sebagai pengingat khususnya untuk pekerja muda agar selalu mengingat sejarah, bergerak memperjuangkan hak-hak, dan menjaga kebebasan. Karena para pekerja muda tidak boleh acuh terhadap isu-isu yang terjadi di lingkup global maupun nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »